Wednesday, December 31, 2008

First Time doing 'Homework'.

Mungkin melakukan pekerjaan rumah bagi beberapa orang bukanlah hal yang perlu dibicarakan. Tapi ini pengalaman sedikit unik dari kehidupanku. .



First day, pagi" aq udah dihadapkan dengan pilihan pergi ke skull and membiarkan diriku gila setelah pulang waktu siang dengan mendapati rumah ke masukan maling. Atau lipat lengan baju, dan kerjakan tugas rumah sambil menunggu waktu siang saat ayah pulang dari mengantar ibu.

Well, aku tidak ingin mengambil resiko. Jadi pilihanku tentu yang kedua. Dan di sinilah semua bermula. Percaya atau tidak, aku melakukan semua dengan baik. Dan aku mempunyai cukup waktu siang untuk tidur. Aku mulai berpikir, pekerjaan rumah ternyata menarik. Tidak mengerti, apa yang diributkan ibu setiap hari.




Hari kedua, karena ayah bisa dipercaya untuk jaga rumah, aku pergi ke sekolah tanpa ada khawatir apa pun. Seperti biasa, bumi masih berputar dan matahari muncul setelah bulan menggiling pergi. Tidak ada yang berubah sampai pulang sekolah, hal pertama yang menarik perhatian ku adalah lantai. Aku mengepel lantai dengan hati ringan. Sehabis kerja, makanan selalu terasa mengundang. Baru setengah piring ku habiskan, semua kegiatanku berhenti sambil menatap nanar pada lantai rumahku. Satu pertanyaan timbul dikepala, "Apakah aku sudah menyapu sebelumnya?" Tapi aku melawati pertanyaan itu dengan menyakinkan diri bahwa pekerjaan rumah tidak akan berhasil membuatku kehilangaan akal, sampai pel dulu sebelum nyapu.




Sebenarnya pekerjaan rumah akan sangat menarik dan tidak benar-benar menyusahkan jika adikku tidak mengeluarkan ide gila untuk memasak sendiri lalu membiarkan panci berserakan di dapur. akhirnya aku harus meluangkan waktu untuk membereskan ulahnya.
Aku tidak akan terlentang pada malam hari karena tulangku protes seharian kalau guru tidak memberikan tugas yang banyak sehingga aku harus duduk di depan komputer nyaris setengah hari.
Pada malamnya, aku tidak pernah sekangen ini dengan bantalku sampai ketika bertemu dengan selimut, aku langsung menaiki kereta yang dalam waktu perdetik membawaku ke stasiun mimpi.




Hari ketiga, aku insaf akan sebuah pernyataan, bahwa setiap melakukan pekerjaan baru, perlu seorang guru. Aku nyaris mengguncangkan rumah setelah semua isi rumah ku bongkar hanya untuk mencari tempat penyimpanan tissu baru. Aku juga menghabiskan panci ibu karena lupa mengeringkannya setelah ku cuci kemarin. Dan aku bahkan tidak dapat tidur sampai pagi karena aku menghabiskan waktu pagi hari di sekolah, siang hari di rumah, dan malam hari di kamar untuk mengerjakan tugas. Ditambah lagi adikku setiap hari pasti ada hal yang bisa dilakukannya untuk menambah kerjaku. Seharusnya aku memintanya untuk membantu. Tapi dia selalu dengan angkuh plus bangga jadi orang ketinggalan zaman yang menyebut, "Pekerjaan rumah itu tugas wanita".

Vanila
Yeah, beginilah tiga hari terpanjang dan di dalamnya terkandung dua hari ter-menderita dalam hidupku sejak aku lahir hingga setua ini.

No comments: